Sabtu, 17 November 2012

tips sukses ala bob sadino

 

Tips Sukses ala bob sadino

anda pasti tahu Bob Sadino. Salah seorang figur pengusaha sukses di Indonesia yang mengawali karirnya dengan berjualan telur secara door-to-door, kemudian menjadi pelopor dalam industri peternakan unggas dan makanan olahan, hingga berhasil membangun kerajaan bisnisnya hingga saat ini. Kemarin saya diundang oleh Pak Budi Utoyo (Leha-Leha Spa), Pak Nyoman Londen (Edola Burger) dan Pak Dodi Mawardi (penulis) untuk berbincang-bincang langsung dengan Om Bob. Sebuah kesempatan langka buat saya pribadi, karena sudah sejak lama saya mengagumi salah satu fenomena bisnis Indonesia ini.

Jika Anda bertemu dan berdialog langsung dengan beliau, dan berharap akan memperoleh tips-tips bisnis instan a la Brad Sugars, besar kemungkinan Anda akan kecewa. Justru seluruh pola pikir Anda akan dijungkir-balik kan, dikocok-kocok, dibuyarkan, dan Anda pulang dalam kebingungan. Saya pun demikian. Namun, di perjalanan pulang, saya merenung, dan ternyata banyak hal yang semula tidak masuk akal, berhasil saya rangkai dalam otak saya menjadi sesuatu yang justru luar biasa jernih dan masuk akal. Betul-betul seperti berdialog dengan seorang Sufi.

Nah, Anda tidak perlu ikut kebingungan, berikut catatan pertemuan saya dengan Om Bob, dari sudut pandang dan kesimpulan saya:

  1. Menjadi Goblok

Betul, Anda tidak salah baca. Untuk menjadi pengusaha yang baik, Anda justru harus goblok. Ini bahasa beliau sendiri yang cara bertuturnya sangat khas orang "jalanan". Sekilas terdengar kasar dan mengada-ada. Bahkan Om Bob terkenal dengan ucapan beliau yang kemudian pernah dibukukan: "Kalau Mau Kaya, Ngapain Sekolah?". Ya, seolah-olah beliau sangat anti sekolah, anti belajar, anti membaca dan sebagainya. Padahal, di rumahnya, saya lihat rak buku beliau yang jauh lebih padat dari rak buku saya, jelas beliau makhluk pembelajar. Namun yang membedakan adalah, beliau lebih berorientasi pada tindakan dan belajar langsung dari kehidupan, bukan dari sekolah.

Dan kalau dicermati, justru "menjadi goblok" ini memiliki filosofi yang sangat mendalam. Dengan menjadi goblok, maka Anda sebenarnya selalu dalam posisi mengesampingkan "Mr. I Know" Anda dan terus belajar dan terus maju. Sebaliknya, mereka yang masuk kategori "orang pintar" kadang memiliki beberapa kelemahan yang akan menghambat proses menjadi pengusaha.

Misalnya:

    • Terlalu menggunakan logika, sehingga tidak berani bermimpi besar. Orang pintar mengandalkan logika, sehingga hanya berani bermimpi dalam batas logika mereka. Sementara orang goblok akan bermimpi jauh melampaui logika mereka.
    • Terlalu banyak menganalisis. Orang pintar melakukan berbagai perhitungan untung rugi dari berbagai metoda dan scenario, sehingga malah tidak berani segera mengambil tindakan. Orang goblok, sebaliknya mengambil keputusan dengan cepat dan berani, dan akan belajar dari kesalahan.
    • Orang pintar karena tahu banyak hal, cenderung ingin mengerjakan semuanya sendiri. Sebaliknya, orang goblok, karena keterbatasannya akan berpikir untuk melakukan rekrutmen dan delegasi kewenangan. Ini yang menyebabkan banyak orang pintar ketika memulai bisnis gagal membentuk tim, karena ingin berada di semua lini.
    • Orang pintar mengandalkan pengetahuan dan informasi dari masa lalu. Ibarat makanan, informasi di masa lalu sudah menjadi basi, sehingga kadang malah meracuni. Orang goblok justru selalu menggali informasi yang segar dan relevan dengan apa yang sedang dikerjakan sekarang.

·  Manusia Tanpa Tujuan dan Tanpa Rencana
Nah, pasti Anda makin melotot, masa tanpa tujuan? Betul, berulangkali beliau mengatakan bahwa beliau tidak punya rencana dan tidak punya tujuan. Wah, bagaimana bisa? Bukankah selama ini kita diajarkan untuk memiliki tujuan yang jelas dan rencana yang detil untuk mencapai tujuan tersebut? Bagaimana mungkin usaha yang demikian besar dikembangkan tanpa rencana dan tujuan? Ya demikian kenyataannya, menurut Om Bob. Beliau tidak pernah terbebani oleh rencana dan tujuan.

Ada dua kata kunci yang saya tangkap dari Om Bob dalam menjalani hidup tanpa tujuan yang beliau istilahkan "mengalir" tadi. Pertama adalah: Proses. Dengan tidak berpaku kepada tujuan, maka kita akan lebih mengikuti prosesnya, menekuninya, dan memberikan yang terbaik. Kedua adalah: Enjoyment. Om Bob menekankan pada "kenikmatan" mengikuti prosesnya. Pahit dan getirnya menjalani proses, nikmati saja.

Prinsip ini sesuai benar dengan prinsip "goal free living" yang pernah ditulis Stephen Saphiro dalam bukunya yang terkenal itu. Dengan membebaskan diri dari tujuan yang kaku, kita malah akan selalu dapat melihat berbagai kesempatan dan peluang yang kadang tiba-tiba hadir dalam perjalanan kita. Orang-orang yang "goalaholic", seringkali melewatkan berbagai peluang dalam perjalanan hidup mereka karena terpaku pada "tujuan" mereka. Isn't that interesting?

Bebas dari Tiga Belenggu

Ada tiga belenggu yang menurut Om Bob dapat menghambat kita: Pertama: Belenggu Rasa Takut. Ini belenggu yang sangat kuat mencengkeram kita, seperti takut gagal, takut miskin, takut ditolak, dsb. Ini faktor penghambat yang sangat kuat dan harus dipatahkan. Kedua: Belenggu Harapan. Kadang kita berharap terlalu banyak, sehingga malah menjadi belenggu bagi diri sendiri. Belum-belum sudah berharap banyak, dan akhirnya kecewa karena harapan nya tidak tercapai. Dengan membebaskan diri dari harapan, maka Anda akan bebas dari kekecewaan. Menurut saya ini prinsip "detachment" (tidak melekat pada hasil) yang juga sangat dianjurkan oleh Deepak Chopra. Dan ketiga: Belenggu Jalan Pikiran. Ini yang sering menghinggapi "anak sekolahan", yang terbelenggu oleh jalan pikirannya sendiri, sementara realitas di kehidupan masyarakat jauh dari teori yang pernah dipelajari.

·  Modal Jadi Pengusaha

Dalam kesempatan kemarin, Om Bob membagi-bagikan modal kepada kami semua untuk menjadi pengusaha. Bukan, bukan modal duit. Modal untuk menjadi pengusaha menurut beliau bukanlah sekedar modal yang tangible seperti uang, barang, dsb. Namun justru ada 5 modal yang meskipun intangible namun sangat penting untuk dimiliki semua Pengusaha:

·          

    • Kemauan. Untuk menjadi pengusaha syaratnya sungguh simple. Anda mau. Kalau Anda tidak memiliki kemauan yang tulus dan kuat untuk menjadi pengusaha, maka lupakan bahwa Anda akan menjadi pengusaha.
    • Tekad atau Determinasi. Yaitu tekad yang sangat kuat dan bulat, yang tidak akan tergoyahkan oleh keadaan apapun, untuk menjadi pengusaha.
    • Keberanian mengambil peluang. Menjadi pengusaha berarti berani ambil tindakan ketika peluang lewat didepan mata.
    • Tahan Banting dan Tidak Cengeng. Om Bob melukiskan bahwa, kesuksesan hanyalah titik kecil diatas gunung "kegagalan" atau penderitaan. Bagi beliau gagal itu baik, karena dengan gagal kita belajar dan menjadi lebih baik. Maka, seorang pengusaha harus tahan banting, dan tidak ada tempat untuk cengeng.
    • Bersyukur pada Tuhan Yang Maha Esa. Ini yang sangat sering beliau ingatkan, bahwa kita harus selalu mengembalikan segala sesuatu kepada Tuhan YME. Syukuri segala yang telah dicapai selama ini.
  • Dari Hitam Putih menuju Ikhlas

Menurut saya, Om Bob ternyata adalah seorang spiritualis dengan tingkat pemahaman yang sudah melampaui kebanyakan orang. Beliau menyandarkan hidupnya total kepada Tuhan. Menurut beliau, manusia tumbuh melalui beberapa tahap: Tahap pertama adalah tahap "hitam putih", dimana kita mengandalkan logika semata. Selalu berpikir dalam kacamata hitam atau putih, benar atau salah, dan 2 + 2 selalu 4. Tahap kedua adalah tahap "kearifan" atau "kebijaksanaan", dimana kita sudah bisa memberi makna dibalik yang hitam putih tadi. Bahwa dibalik hitam, kadang ada putihnya, pada sesuatu yg putih, kadang ada hitamnya. Nah, tahap yang ketiga adalah tahap "kosong", atau "total surrender", atau ikhlas. Dimana kita percaya sepenuhnya bahwa semua sudah diatur oleh Tuhan YME. Nah, silakan dinilai sendiri Anda nyampai tahap yang mana?

Dari sini kita paham. Mengapa beliau tidak punya rencana? Karena beliau memiliki Sang "master planner". Dan mengapa beliau tidak punya tujuan? Karena beliau tahu bahwa hidup beliau Tuhan yang menentukan. Karena yakin, maka beliau ikhlas menjalani kehidupan ini. Bahwa kemudian beliau memetik hasil seperti sekarang, semata hanyalah akibat dari tindakan yang terus menerus beliau lakukan.

Anda setuju? Kata Om Bob, terserah Anda untuk setuju atau tidak. Beliau memang tidak pernah memaksa orang sepaham dengan beliau. Menurut saya, beliau adalah contoh manusia yang sudah mencapai tahap "total surrender" tadi. Tidak berlebihan, jika atas usul salah seorang rekan, kami yang hadir kemarin sepakat bahwa Bapak Haji Bob Sadino ini pantas dijuluki sebagai "Kyai Tanpa Sarung".

http://ridosandiatmanto.wordpress.com/category/kewirausahaan/

Jumat, 16 November 2012

Tips sukses ala Bob Sadino

Tips Sukses ala bob sadino
anda pasti tahu Bob Sadino. Salah seorang figur pengusaha sukses di Indonesia yang mengawali karirnya dengan berjualan telur secara door-to-door, kemudian menjadi pelopor dalam industri peternakan unggas dan makanan olahan, hingga berhasil membangun kerajaan bisnisnya hingga saat ini. Kemarin saya diundang oleh Pak Budi Utoyo (Leha-Leha Spa), Pak Nyoman Londen (Edola Burger) dan Pak Dodi Mawardi (penulis) untuk berbincang-bincang langsung dengan Om Bob. Sebuah kesempatan langka buat saya pribadi, karena sudah sejak lama saya mengagumi salah satu fenomena bisnis Indonesia ini.
Jika Anda bertemu dan berdialog langsung dengan beliau, dan berharap akan memperoleh tips-tips bisnis instan a la Brad Sugars, besar kemungkinan Anda akan kecewa. Justru seluruh pola pikir Anda akan dijungkir-balikkan, dikocok-kocok, dibuyarkan, dan Anda pulang dalam kebingungan. Saya pun demikian. Namun, di perjalanan pulang, saya merenung, dan ternyata banyak hal yang semula tidak masuk akal, berhasil saya rangkai dalam otak saya menjadi sesuatu yang justru luar biasa jernih dan masuk akal. Betul-betul seperti berdialog dengan seorang Sufi.
Nah, Anda tidak perlu ikut kebingungan, berikut catatan pertemuan saya dengan Om Bob, dari sudut pandang dan kesimpulan saya:
Menjadi Goblok
Betul, Anda tidak salah baca. Untuk menjadi pengusaha yang baik, Anda justru harus goblok. Ini bahasa beliau sendiri yang cara bertuturnya sangat khas orang "jalanan". Sekilas terdengar kasar dan mengada-ada. Bahkan Om Bob terkenal dengan ucapan beliau yang kemudian pernah dibukukan: "Kalau Mau Kaya, Ngapain Sekolah?". Ya, seolah-olah beliau sangat anti sekolah, anti belajar, anti membaca dan sebagainya. Padahal, di rumahnya, saya lihat rak buku beliau yang jauh lebih padat dari rak buku saya, jelas beliau makhluk pembelajar. Namun yang membedakan adalah, beliau lebih berorientasi pada tindakan dan belajar langsung dari kehidupan, bukan dari sekolah.
Dan kalau dicermati, justru "menjadi goblok" ini memiliki filosofi yang sangat mendalam. Dengan menjadi goblok, maka Anda sebenarnya selalu dalam posisi mengesampingkan "Mr. I Know" Anda dan terus belajar dan terus maju. Sebaliknya, mereka yang masuk kategori "orang pintar" kadang memiliki beberapa kelemahan yang akan menghambat proses menjadi pengusaha.
Misalnya:
Terlalu menggunakan logika, sehingga tidak berani bermimpi besar. Orang pintar mengandalkan logika, sehingga hanya berani bermimpi dalam batas logika mereka. Sementara orang goblok akan bermimpi jauh melampaui logika mereka.
Terlalu banyak menganalisis. Orang pintar melakukan berbagai perhitungan untung rugi dari berbagai metoda dan scenario, sehingga malah tidak berani segera mengambil tindakan. Orang goblok, sebaliknya mengambil keputusan dengan cepat dan berani, dan akan belajar dari kesalahan.
Orang pintar karena tahu banyak hal, cenderung ingin mengerjakan semuanya sendiri. Sebaliknya, orang goblok, karena keterbatasannya akan berpikir untuk melakukan rekrutmen dan delegasi kewenangan. Ini yang menyebabkan banyak orang pintar ketika memulai bisnis gagal membentuk tim, karena ingin berada di semua lini.
Orang pintar mengandalkan pengetahuan dan informasi dari masa lalu. Ibarat makanan, informasi di masa lalu sudah menjadi basi, sehingga kadang malah meracuni. Orang goblok justru selalu menggali informasi yang segar dan relevan dengan apa yang sedang dikerjakan sekarang.

2· Manusia Tanpa Tujuan dan Tanpa Rencana
Nah, pasti Anda makin melotot, masa tanpa tujuan? Betul, berulangkali beliau mengatakan bahwa beliau tidak punya rencana dan tidak punya tujuan. Wah, bagaimana bisa? Bukankah selama ini kita diajarkan untuk memiliki tujuan yang jelas dan rencana yang detil untuk mencapai tujuan tersebut? Bagaimana mungkin usaha yang demikian besar dikembangkan tanpa rencana dan tujuan? Ya demikian kenyataannya, menurut Om Bob. Beliau tidak pernah terbebani oleh rencana dan tujuan.
Ada dua kata kunci yang saya tangkap dari Om Bob dalam menjalani hidup tanpa tujuan yang beliau istilahkan "mengalir" tadi. Pertama adalah: Proses. Dengan tidak berpaku kepada tujuan, maka kita akan lebih mengikuti prosesnya, menekuninya, dan memberikan yang terbaik. Kedua adalah: Enjoyment. Om Bob menekankan pada "kenikmatan" mengikuti prosesnya. Pahit dan getirnya menjalani proses, nikmati saja.
Prinsip ini sesuai benar dengan prinsip "goal free living" yang pernah ditulis Stephen Saphiro dalam bukunya yang terkenal itu. Dengan membebaskan diri dari tujuan yang kaku, kita malah akan selalu dapat melihat berbagai kesempatan dan peluang yang kadang tiba-tiba hadir dalam perjalanan kita. Orang-orang yang "goalaholic", seringkali melewatkan berbagai peluang dalam perjalanan hidup mereka karena terpaku pada "tujuan" mereka. Isn't that interesting?
3. Bebas dari Tiga Belenggu
Ada tiga belenggu yang menurut Om Bob dapat menghambat kita: Pertama: Belenggu Rasa Takut. Ini belenggu yang sangat kuat mencengkeram kita, seperti takut gagal, takut miskin, takut ditolak, dsb. Ini faktor penghambat yang sangat kuat dan harus dipatahkan. Kedua: Belenggu Harapan. Kadang kita berharap terlalu banyak, sehingga malah menjadi belenggu bagi diri sendiri. Belum-belum sudah berharap banyak, dan akhirnya kecewa karena harapan nya tidak tercapai. Dengan membebaskan diri dari harapan, maka Anda akan bebas dari kekecewaan. Menurut saya ini prinsip "detachment" (tidak melekat pada hasil) yang juga sangat dianjurkan oleh Deepak Chopra. Dan ketiga: Belenggu Jalan Pikiran. Ini yang sering menghinggapi "anak sekolahan", yang terbelenggu oleh jalan pikirannya sendiri, sementara realitas di kehidupan masyarakat jauh dari teori yang pernah dipelajari.

4. Modal Jadi Pengusaha
Dalam kesempatan kemarin, Om Bob membagi-bagikan modal kepada kami semua untuk menjadi pengusaha. Bukan, bukan modal duit. Modal untuk menjadi pengusaha menurut beliau bukanlah sekedar modal yang tangible seperti uang, barang, dsb. Namun justru ada 5 modal yang meskipun intangible namun sangat penting untuk dimiliki semua Pengusaha:

Kemauan. Untuk menjadi pengusaha syaratnya sungguh simple. Anda mau. Kalau Anda tidak memiliki kemauan yang tulus dan kuat untuk menjadi pengusaha, maka lupakan bahwa Anda akan menjadi pengusaha.
Tekad atau Determinasi. Yaitu tekad yang sangat kuat dan bulat, yang tidak akan tergoyahkan oleh keadaan apapun, untuk menjadi pengusaha.
Keberanian mengambil peluang. Menjadi pengusaha berarti berani ambil tindakan ketika peluang lewat didepan mata.
Tahan Banting dan Tidak Cengeng. Om Bob melukiskan bahwa, kesuksesan hanyalah titik kecil diatas gunung "kegagalan" atau penderitaan. Bagi beliau gagal itu baik, karena dengan gagal kita belajar dan menjadi lebih baik. Maka, seorang pengusaha harus tahan banting, dan tidak ada tempat untuk cengeng.
Bersyukur pada Tuhan Yang Maha Esa. Ini yang sangat sering beliau ingatkan, bahwa kita harus selalu mengembalikan segala sesuatu kepada Tuhan YME. Syukuri segala yang telah dicapai selama ini.
Dari Hitam Putih menuju Ikhlas
Menurut saya, Om Bob ternyata adalah seorang spiritualis dengan tingkat pemahaman yang sudah melampaui kebanyakan orang. Beliau menyandarkan hidupnya total kepada Tuhan. Menurut beliau, manusia tumbuh melalui beberapa tahap: Tahap pertama adalah tahap "hitam putih", dimana kita mengandalkan logika semata. Selalu berpikir dalam kacamata hitam atau putih, benar atau salah, dan 2 + 2 selalu 4. Tahap kedua adalah tahap "kearifan" atau "kebijaksanaan", dimana kita sudah bisa memberi makna dibalik yang hitam putih tadi. Bahwa dibalik hitam, kadang ada putihnya, pada sesuatu yg putih, kadang ada hitamnya. Nah, tahap yang ketiga adalah tahap "kosong", atau "total surrender", atau ikhlas. Dimana kita percaya sepenuhnya bahwa semua sudah diatur oleh Tuhan YME. Nah, silakan dinilai sendiri Anda nyampai tahap yang mana?
Dari sini kita paham. Mengapa beliau tidak punya rencana? Karena beliau memiliki Sang "master planner". Dan mengapa beliau tidak punya tujuan? Karena beliau tahu bahwa hidup beliau Tuhan yang menentukan. Karena yakin, maka beliau ikhlas menjalani kehidupan ini. Bahwa kemudian beliau memetik hasil seperti sekarang, semata hanyalah akibat dari tindakan yang terus menerus beliau lakukan.
Anda setuju? Kata Om Bob, terserah Anda untuk setuju atau tidak. Beliau memang tidak pernah memaksa orang sepaham dengan beliau. Menurut saya, beliau adalah contoh manusia yang sudah mencapai tahap "total surrender" tadi. Tidak berlebihan, jika atas usul salah seorang rekan, kami yang hadir kemarin sepakat bahwa Bapak Haji Bob Sadino ini pantas dijuluki sebagai "Kyai Tanpa Sarung".

http://ridosandiatmanto.wordpress.com/category/kewirausahaan/

MENINGKATKAN SELF-ESTEEM

Meningkatkan self-esteem

Seringkah kita sadari bahwa kesuksesan dalam hidup dan karir, kerap terhubung dengan yang disebut sebagai self esteem? Bukankah kita sering mendengar jargon klise, "You are what you eat", atau "You are what you think"? Nah, self-esteem kita adalah bagaimana kita memandang diri sendiri.

Self-esteem adalah penilaian seseorang terhadap dirinya sendiri, baik berupa penilaian negatif maupun penilaian positif yang akhirnya menghasilkan perasaan keberhargaan atau kebergunaan diri dalam menjalani kehidupan.

Tentu saja kita ingin punya self-esteem yang positif. Dan dalam karir, hal demikian akan sangat membantu. Sebab dengan memandang diri secara positif, kita akan semakin percaya diri. Itulah karenanya kita harus berupaya meningkatkan self-esteem. Tentunya dengan tetap proposional sehingga tidak terkena seindrom ke-ge-er-an yang justru malah sering merugikan karena kita menjadi over confidence.

Berikut adalah 5 tips untuk meningkatkans elf-esteem:

Buat daftar hal positif tentang diri kita:
Setiap orang punya kelemahan. Tapi juga punya kekuatan. Jangan berpikir, "Ah, saya tidak bagus di sisi ini, sisi itu, bla-bla-bla." Fokuskan pada kekuatan yang kita miliki. Jadikan ini sebagai modal untuk kita melangkah lebih jauh. Nyatakan dalam diri, "Saya punya kemampuan ini, itu, dst. Saya pasti bisa." Pertajamlah kemampuan/kelebihan tersebut.

Jangan selalu dengarkan orang:
Artinya, jangan terlalu ambil pusing dengan omongan orang yang tidak konstruktif terhadap diri kita, kecuali inputnya akan memperbaiki kelemahan kita, ingat lagi tips pertama: bahwa semua orang punya kelemahan. Fokuslah pada kekuatan kita.

Bersyukur:
Ada pepatah mengatakan "Attitude of gratitude". Selalulah bersyukur untuk apa yang kita miliki hari ini, mulai dari makanan, tempat tinggal, dsb. Itu akan menambah self-esteem kita. Membuat kita merasa betapa beruntungnya kita.

Lihat apa yang kita senangi:
Buat daftar apa yang ingin kita capai dan ingin kita lakukan. Tancapkan keberanian dan keyakinan bahwa dengan kemampuan yang kita miliki, kita bisa meraih itu semua.

Berteman dengan orang optimistis:
Kelilingilah diri kita dengan orang-orang yang punya optimisme dan sikap positif dalam kehidupan. Berteman dengan mereka akan mendatangkan sikap serupa sehingga self-esteem kita pun meningkat.

Dengan konsisten kita melatih 5 tips di atas, maka akan lebih mudah buat kita untuk meningkatkan self-esteem. Dengan sendirinya, kita pun berharap bisa semakin positif dan optimis dalam melakoni hidup serta karir. Lima langkah yang mudah tapi sangat bermanfaat!

http://caringcareer.caringcolours.com/2011/09/30/meningkatkan-self-esteem/

 

VIRUS PERUSAK MASA DEPAN

Virus-virus yang merusak masa depan kita dan cara mengatasinya(solusinya)

Terima kasih anda masih setia mengikuti blog ini. Sesuai janji saya di posting sebelumnya. Maka berikut ini sederet daftar virus mental yang perlu anda ketahui lengkap dengan resep obatnya..

  1. Mental Pemalas.
    "Perubahan apa yang anda harapkan dari mental seorang pemalas?"
    Mental pemalas, tidak akan menolong anda dalam mewujudkan impian anda. Mental malas hanya akan menarik anda ke dalam situasi kehidupan yang suram. Tidak ada tindakan, tidak ada keteraturan, dan tidak ada tujuan.
    Solusinya,

    bangun motivasi diri anda. Hidupkan imajinasi anda. Kumpulkan segala hasrat positif dalam diri anda. Cari sesuatu yang benar-benar ingin anda wujudkan. Lalu biarkan hasrat positif merasuki diri anda, sehingga perasaan itu mampu menggeser mental pemalas tersebut.
  2. Tidak Mau Usaha. Kebanyakan orang hanya bisa memuji keberhasilan seseorang. Sambil berharap bahwa seandainya iapun bisa mencapai keberhasilan yang sama. Tanpa adanya usaha yang mendukung terciptanya keinginan itu. Hanya sebatas ingin. Saya berharap ini tidak terjadi pada anda.
    Untuk mengatasinya,
    maka anda berlu menanamkan dalam mental anda, bahwa untuk mendapatkan sesuatu sesuai dengan yang anda inginkan. Maka anda perlu membayar harganya. Anda perlu usaha yang kongkrit. Jika anda ingin berhasil di dunia bisnis, maka anda perlu terjun ke dunia itu dan melakukan hal-hal yang mendukung perkembangan bisnis anda. Tidak mudah memang. Tapi demi sebuah keinginan yang tulus dan mulia, anda mutlak harus berusaha
  3. Suka jadi penonton dan gemar mengkritik. Nah ini bagian dari virus mental juga. Terbiasa jadi penonton dan mengkritik. Jika seseorang berhasil ia melihat kenapa ia bisa berhasil, dimana kesalahannya. Dimana sisi negatifnya. Tanpa melihat bahwa orang lain bisa sukses karena usaha yang gigih. jika orang lain belum berhasil. Ia akan mengkritiknya habis-habisan. Dengan obsesi bahwa orang tersebut patut di persalahkan. Tanpa memberikan dorongan-dorongan motivasi yang membangun.
    Cara mengatasinya

    Mulailah membiasakan diri bertindak. Memberi contoh. Dan usahakanlah bahwa anda memang pantas mendapatkan pujian yang tulus. Namun perlu diingat, anda melakukannya bukan atas dasar sombong dan unjuk kebolehan. Melainkan karena orientasi positif yang memang ingin anda gapai.
  4. Takut gagal. Biasanya virus mental ini di idap oleh orang yang tidak percaya, bahwa pengalaman adalah guru paling bijaksana. Ingin sekali coba langsung berhasil. Tidak berani mencoba. Terlalu lama menimang-nimang untung ruginya. Dan selalu saja berahiran bahwa nantinya dia akan rugi. Orang takut gagal biasanya, telah terpatri dalam otaknya, bahwa apapun yang dia lakukan tidak akan bisa membuahkan hasil.
    Anda perlu pahami,
    bahwa seorang ahli perlu berpuluh-puluh bahkan ratusan jam untuk mencoba. Untuk mencapai mendekati kesempurnaan, diperlukan proses. Perlu latihan yang terus menerus, sampai akhirnya bisa mencapai apa yang di kehendaki.
  5. Mental Pengekor. Anda harus menjauhi mental seorang pengekor. Yang hanya bisa mengikuti saja. Karena jika anda mengidap virus mental pengekor, anda akan kehilangan jati diri. Anda tidak akan terbiasa mandiri untuk memperjuangkan sesuatu yang menurut anda baik untuk dilakukan. Apa kata orang lain, anda ikuti, yang belum tentu cocok untuk anda.
    Belum ada kata terlambat,
    jika anda selama ini memang mengalami mental pengekor, maka bergeraklah lebih cepat. Bergerak cepat bukan berarti terburu-buru. Anda juga perlu melakukan persiapan-persiapan yang memadai. dengan bergerak cepat, anda memiliki kemungkinan untuk memimpin. Bahkan orang lain akan mengekor kepada anda.
  6. Ingin Cepat Kaya. Siapa sih yang tidak ingin cepat kaya. Punya rumah bagus, mobil mewah, fasilitas super lengkap. Tapi apakah ada cara yang super, yang bisa membuat orang kaya seketika? Tanpa melakukan sesuatu yang diperlukan? Kalau ada, saya juga mau dong. Tapi saya jamin itu tidak ada.
    Atasi mental instant tersebut dengan cara,
    mulai menghargai jeripayah anda. berapapun tingkat prestasi yang telah anda capai, hargailah. Jangan menstigma diri anda. lihatlah gelas setengah penuh, bukan setengah kosong. Kumpulkan segala usaha anda, gabungkan dan perbaiki. Lakukan terus menerus sampai anda mencapai hasil yang gemilang.
  7. Selalu Merasa Benar dan Menyalahkan Orang Lain. Virus mental ini sangat berbahaya, karena mampu membutakan hati dan logika seseorang. Virus ini akan membentuk pribadi yang dingin, sombong dan egois. Bayangkan saja, orang seperti ini selalu merasa dialah yang paling benar, sementara orang lain salah. Apakah anda bisa terima jika anda di posisi yang selalu salah? Tentu tidak khan….
    Makanya,
    jika virus ini terlanjur melekat di mental anda. maka anda perlu segera intropeksi diri. Pendapat anda memang penting, tapi orang lain juga penting.dengan intropeksi diri, insting anda akan semakin tajam. Hati anda akan semakin peka. Kabar baiknya, anda akan mudah memahami suatu persoalan dari berbagai sudut pandang, sehingga solusi yang anda utarakanpun akan terdengar logis dan mudah diterima. Terbiasa intropeksi diri, akan menjadikan mental anda, mental yang bertanggung jawab terhadap keputusan dan ucapan yang anda utarakan.

Bagaimana menurut anda, apakah ada virus yang menjangkiti mental anda? saya berharap tidak!

http://ridosandiatmanto.wordpress.com/category/kebahagiaan-hidupku/

MENUMBUHKAN BENIH KEBAHAGIAAN

Menumbuhkan benih kebahagiaan

Kita kadang melupakan satu hal bahwa kebahagiaan itu bisa dirasakan semua orang tanpa syarat. Kita melupakan bahwa akar dari kebahagiaan dan ketenangan hidup adalah CINTA. Jika kebahagiaan ibarat buah yang dianugerahkan Tuhan untuk hamba-Nya maka buah itu berasal dari biji yang bernama CINTA.

Marilah kita sirami biji itu agar bisa tumbuh, bersemi, berkembang dan mekar dalam kehibupan kita. Mari kita nikmati keharuman bunga cinta yang telah mekar. Mari kita nikmati keindahannya dalam kehidupan, sehingga tidak ada lagi duka nestapa, sakit hati, stress, ketakutan, kecemasan, kedengkian, dan penderitaan dalam menjalani sisa hidup ini.

Cinta adalah benih kebahagiaan. Dengan cintalah kita bisa merangkai kelopak-kelopak kehidupan menjadi bunga kebahagiaan yang indah untuk dinikmati. Dengan cinta, kita tidak hanya sekedar hidup-hidupan, tetapi lebih dari itu—bisa menghidupkan hidup kita dan kehidupan orang lain. Denga cinta kita membuat segalanya lebih berarti. Hidup penuh cinta akan merubah tangis menjadi tawa, kepedihan menjadi rahmat, dan duka lara menjadi nikmat.

Jika selama ini kita hanya mencintai kekasih, suami/istri, dan keluarga maka marilah kita mencintai semua yang ada di sekitar kita. Apa saja hal lain yang harus kita cintai agar kebahagiaan hidup menjadi milik kita?

1. Cintailah teman-teman Anda

Teman atau sahabat adalah orang terdekat selain keluarga kita. Teman ada di tempat kerja, sekolah atau kampus, teman karib, dan di mana saja. Teman sejati biasanya selalu ada di saat kita membutuhkan. Mereka menolong tanda diminta, dan dengan tulus mendukung kita untuk terus maju meraih kesuksesan dan kebahagiaan. Cintailah teman-teman Anda, dan jadilah teman sejati untuk mereka. Mereka adalah asset yang tak ternilai harganya, karena di saat-saat tertentu cinta mereka lebih besar dari kekasih yang mungkin Anda puja-puja. Memiliki teman sejati di mana saja membuat hidup kita lebih bermakna.

2. Cintailah pekerjaan Anda

Pekerjaan rutin merupakan salah satu sumber stress atau depresi. Tekanan dan tuntutan di tempat kerja bisa membuat hidup kita bagai di neraka jika kita bekerja hanya demi mendapatkan uang, tanpa ada rasa suka dan cinta pada substansi pekerjaan itu sendiri. Untuk itu, cintailah pekerjaan Anda saat ini juga. Jika Anda tetap tidak bisa mencintai pekerjaan/profesi Anda saat ini, sangat mungkin pekerjaan itu bukanlah panggilan jiwa Anda. Kalau demikian, temukan panggilan jiwa Anda dan kejarlah sekarang juga. Jangan sampai sebagian waktu kita terbuang dengan rutinitas yang tidak bisa kita nikmati atau membuat kita makin jauh dari bahagia. Bekerjalah dan berkaryalah dengan cinta!

3. Cintailah sesama umat manusia

Lihatlah sekeliling kita. Lihatlah pengemis, anak yatim, fakir miskin, korban bencana alam, korban perang, dan orang-orang yang butuh bantuan kita. Mereka adalah bagian dari kita umat manusia. Jika hati Anda tidak tergerak untuk melakukan sesuatu untuk mereka, mungkin sekali cinta di hati Anda sudah sirna karena hedonisme dan materialisme. Bukalah hatimu dan tumbuhkan cinta Anda untuk mereka. Lakukanlah sesuatu sebagai bukti cinta Anda  dengan penuh kasih, niscaya akan datang kepuasan batin yang menenangkan jiwa Anda. Rasulullah Saw juga pernah bersabda, "Sebaik-baik manusia adalah yang paling banyak manfaatnya bagi manusia lain".

4. Cintailah apa yang Anda miliki saat ini

Apa yang Anda miliki saat ini adalah karunia Allah yang terbaik untuk Anda. Jika menuruti hawa nafsu mungkin keinginan kita tidak akan menemui garis akhir. Tetapi yakinlah bahwa apa yang telah Anda miliki, itulah anugerah dan amanah dari Allah yang juga akan dimintai pertanggungjawaban; entah itu harta benda, pangkat, jabatan, kekuasaan, dan perhiasan dunia lainnya. Syukurilah itu semua sebagai bukti cinta kita kepada-Nya. Jika kehidupan kita saat ini masih jauh dari yang diidamkan maka giatkan usaha dengan niat meraih ridlo-Nya.

5. Cintailah dunia ini sewajarnya saja

Dunia ini berisi berbagai perhiasan yang gemerlap dan menyilaukan mata. Banyak orang terhanyut dalam permainan dan menganggap akan hidup selamanya. Mereka mati-matian mengejar harta, tahta, dan wanita; namun ujung-ujungnya sengsara. Janganlah Anda menjadi buta karena dunia. Cintailah ia dan semua isinya sewajarnya saja. Semua itu tidak akan kekal, ia hanya sebagai sarana meraih kebahagiaan yang hakiki. Jangan jadi budak dunia, jadilah hamba Tuhan yang bertakwa.

http://agusriyanto.wordpress.com/2010/05/27/menumbuhkan-benih-kebahagiaan/

Mengembalikan Semangat yang Hilang

  Mengembalikan Semangat yang Hilang


Pernahkah tiba-tiba anda kehilangan semangat..? Misalnya kehilangan semangat kerja, semangat bergaul, bahkan semangat hidup. Kalau tiba-tiba anda mengalaminya, jangan biarkan berlarut-larut. Karena selama anda membiarkan diri dalam keadaan tak bersemangat, maka anda telah kehilangan banyak kesempatan berharga dalam hidup anda.

Apalagi jika selama ini anda dikenal sebagai pekerja yang produktif, seberapa banyak kerugian anda dan perusahaan jika anda kehilangan semangat kerja?

So, anda yang sedang 'down', bangkitkan semangat anda dengan melakukan hal-hal berikut:

- Ingatlah kembali saat anda mengalami kesuksesan

Penelitian membuktikan bahwa semangat seseorang yang mengendor seketika dapat bangkit kembali saat mengingat keberhasilan yang pernah dialaminya. Karena dengan mengingat saat-saat yang menyenangkan seperti mengingat 'keberhasilan' dapat memicu kelenjar adrenalin bekerja lebih aktif sehingga merangsang semangat, kreativitas dan kepercayaan diri.

- Bicara dengan sahabat

Saat semangat anda 'down' temuilah sahabat terbaik anda. Bicarakan hal-hal yang menyenangkan dalam hidup anda bersama sahabat. Obrolan ringan dan santai yang anda lakukan dengan sahabat akan menyegarkan kembali pikiran anda. Kemudian bicarakan masalah anda dengannya, siapa tahu sebagai sahabat ia punya solusi jitu untuk mengatasi masalah anda.

- Ganti penampilan

Saat anda merasa lesu dan kehilangan gairah, coba deh ubah penampilan anda menjadi sedikit lebih berani. Misalnya jika selama ini rambut anda dibiarkan panjang terurai, cobalah sesekali memangkasnya menjadi lebih pendek. Atau jika penampilan anda selama ini selalu 'tomboy' gantilah penampilan anda menjadi lebih feminim. Kenakan sepatu bertumit tinggi dan rok panjang dengan belahan sampai lutut. Perubahan baru yang anda lakukan konon dapat mengaliri energi baru yang akan membangkitkan semangat anda.

- Lakukan hobi

Saat sedang suntuk dan semangat mengendor, bunuh kelesuan anda dengan melakukan hobi. Misalnya menyanyi, bermain gitar, atau berkebun. Biasanya setelah puas melakukan hobi, semangat anda akan menyala kembali.

 

-          Buang segala beban. Nyantai aja dulu. Recharge yourself. Ada waktunya bekerja giat kembali, bekerja keras, peras otak & keringat. Saat anda letih, istirahatlah dulu. Tenang & senangkan pikiran anda.

-          Relax dg lagu instrument atau suara alam, lagu2 tenang & sentimentil.

-          Minum kopi atau teh hangat

-          Ingatlah kebaikan Tuhan seumur hidupmu. Ketika engkau kecil, anak, remaja, kuliah, kerja, dewasa, & kebaikan Tuhan bulan kemarin.

-          Kelilingilah dirimu dg orang2 yg bersemangat, dg org2 yg mengasihimu, menyayangimu, menerima kamu apa adanya, & dapat memberi dorongan semangat baik langsung maupun tak langsung.

-          Milikilah harapan yg baru & mimpi yg baru. Itu akan menyegarkan hidupmu. Rencanakan masa depan yg baru. Think positive only!

-          Ciptakan suasana baru. Geser meja, lemari, tempat tidur, ubah tata letak, tambahkan hiasan/bunga. Menata hiasan dinding. Mengecat rumah. Mengurus taman rumah.

-          Bercengkerama dg sahabat. Ngobrol apa saja J

-          Nikmati keberhasilan2 kecil: menyusun file, menyelesaikan 2-3 pekerjaan kecil, membuat telur mata sapi, membuat sendiri jus avocado+ bubuk coklat, membuat es kacang ijo susu, dll.

-          Lakukan hal2 kecil yg menyenangkan: Makan rujak, gado-gado, Pijat, Relaksasi, Pergi ke gunung, danau, atau laut.

-          Tolonglah sesama. Bermurah hatilah. Berikan apa yg dapat kamu berikan. Beramal. Memberi lebih banyak daripada menerima.

-          BERDOA & menyerahkan semua pada Tuhan.

Jadi, apapun alasannya, jangan biarkan semangat hidup anda mengendor apalagi sampai menghilang. Lakukan upaya untuk mengembalikan semangat dan gairah anda. Dengan semangat, hidup anda akan lebih berwarna dan bergairah. Anda pun akan akan lebih siap menyongsong masa depan yang cerah..!

Kamis, 15 November 2012

Kesaksian Andy F. Noya: "Rencana TUHAN"

Kesaksian Andy F. Noya: "Rencana TUHAN"

"Renungan indah tentang jalan Tuhan yg tak pernah kita duga...dan selalu indah pada waktunya," - Andy F. Noya.

Malam itu saya gelisah. Tidak bisa tidur. Pikiran saya bekerja ekstra keras. Dari mana saya bisa mendapatkan uang sebanyak itu? Sampai jam tiga dini hari otak saya tetap tidak mampu memecahkan masalah yang saya hadapi. Tadi sore saya mendapat kabar dari rumah sakit tempat kakak saya berobat.
Menurut dokter, jalan terbaik untuk menghambat penyebaran kanker payudara yang menyerang kakak saya adalah dengan memotong kedua payudaranya. Untuk itu, selain dibutuhkan persetujuan saya, juga dibutuhkan sejumlah biaya untuk proses operasi tersebut.

Soal persetujuan, relatif mudah. Sejak awal saya sudah menyiapkan mental saya menghadapi kondisi terburuk itu. Sejak awal dokter sudah menjelaskan tentang risiko kehilangan payudara tersebut. Risiko tersebut sudah saya pahami. Kakak saya juga sudah mempersiapkan diri menghadapi kondisi terburuk itu. Namun yang membuat saya tidak bisa tidur semalaman adalah soal biaya. Jumlahnya sangat besar untuk ukuran saya waktu itu. Gaji saya sebagai redaktur suratkabar tidak akan mampu menutupi biaya sebesar itu. Sebab jumlahnya berlipat-lipat dibandingkan pendapatan saya. Sementara saya harus menghidupi keluarga dengan tiga anak. Sudah beberapa tahun ini kakak saya hidup tanpa suami. Dia harus berjuang membesarkan kelima anaknya seorang diri. Dengan segala kemampuan yang terbatas, saya berusaha membantu agar kakak dapat bertahan menghadapi kehidupan yang berat. Selain sejumlah uang, saya juga mendukungnya secara moril. Dalam kehidupan sehari-hari, saya berperan sebagai pengganti ayah dari anak-anak kakak saya.

Dalam situasi seperti itu kakak saya divonis menderita kanker stadium empat. Saya baru menyadari selama ini kakak saya mencoba menyembunyikan penyakit tersebut. Mungkin juga dia berusaha melawan ketakutannya dengan mengabaikan gejala-gejala kanker yang sudah dirasakannya selama ini. Kalau memikirkan hal tersebut, saya sering menyesalinya. Seandainya kakak saya lebih jujur dan berani mengungkapkan kecurigaannya pada tanda-tanda awal kanker payudara, keadaannya mungkin menjadi lain. Tapi, nasi sudah menjadi bubur. Pada saat saya akhirnya memaksa dia memeriksakan diri ke dokter, kanker ganas di payudaranya sudah pada kondisi tidak tertolong lagi. Saya menyesali tindakan kakak saya yang "menyembunyikan" penyakitnya itu dari saya, tetapi belakangan -- setelah kakak saya tiada -- saya bisa memaklumi keputusannya. Saya bisa memahami mengapa kakak saya menghindar dari pemeriksaan dokter. Selain dia sendiri tidak siap menghadapi kenyataan, kakak saya juga tidak ingin menyusahkan saya yang selama ini sudah banyak membantunya. Namun ketika keadaan yang terburuk terjadi, saya toh harus siap menghadapinya. Salah satu yang harus saya pikirkan adalah mencari uang dalam jumlah yang disebutkan dokter untuk biaya operasi.

Otak saya benar-benar buntu. Sampai jam tiga pagi saya tidak juga menemukan jalan keluar. Dari mana mendapatkan uang sebanyak itu? Kadang, dalam keputus-asaan, terngiang-ngiang ucapan kakak saya pada saat dokter menganjurkan operasi. "Sudahlah, tidak usah dioperasi. Toh tidak ada jaminan saya akan terus hidup," ujarnya. Tetapi, di balik ucapan itu, saya tahu kakak saya lebih merisaukan beban biaya yang harus saya pikul. Dia tahu saya tidak akan mampu menanggung biaya sebesar itu.

Pagi dini hari itu, ketika saya tak kunjung mampu menemukan jalan keluar, saya lalu berlutut dan berdoa. Di tengah kesunyian pagi, saya mendengar begitu jelas doa yang saya panjatkan. "Tuhan, sebagai manusia, akal pikiranku sudah tidak mampu memecahkan masalah ini. Karena itu, pada pagi hari ini, aku berserah dan memohon Kepada-Mu. Kiranya Tuhan, Engkau membuka jalan agar saya bisa menemukan jalan keluar dari persoalan ini." Setelah itu saya terlelap dalam kelelahan fisik dan mental.

Pagi hari, dari sejak bangun, mandi, sarapan, sampai perjalanan menuju kantor otak saya kembali bekerja. Mencari pemecahan soal biaya operasi. Dari mana saya mendapatkan uang? Adakah Tuhan mendengarkan doa saya? Pikiran dan hati saya bercabang. Di satu sisi saya sudah berserah dan yakin Tuhan akan membuka jalan, namun di lain sisi rupanya iman saya tidak cukup kuat sehingga masih saja gundah.

Di tengah situasi seperti itu, handphone saya berdering. Di ujung telepon terdengar suara sahabat saya yang bekerja di sebuah perusahaan public relations. Dengan suara memohon dia meminta kesediaan saya menjadi pembicara dalam sebuah workshop di sebuah bank pemerintah. Dia mengatakan terpaksa menelepon saya karena "keadaan darurat". Pembicara yang seharusnya tampil besok, mendadak berhalangan. Dia memohon saya dapat menggantikannya.

Karena hari Sabtu saya libur, saya menyanggupi permintaan sahabat saya itu. Singkat kata, semua berjalan lancar. Acara worskshop itu sukses. Sahabat saya tak henti-henti mengucapkan terima kasih. Apalagi, katanya, para peserta puas. Bahkan pihak bank meminta agar saya bisa menjadi pembicara lagi untuk acara-acara mereka yang lain. Sebelum meninggalkan tempat workshop, teman saya memberi saya amplop berisi honor sebagai pembicara. Sungguh tak terpikirkan sebelumnya soal honor ini. Saya betul-betul hanya berniat menyelamatkan sahabat saya itu. Tapi sahabat saya memohon agar saya mau menerimanya. Di tengah perjalanan pulang hati saya masih tetap risau. Rasanya tidak enak menerima honor dari sahabat sendiri untuk pertolongan yang menurut saya sudah seharusnya saya lakukan sebagai sahabat. Tapi akhirnya saya berdamai dengan hati saya dan mencoba memahami jalan pikiran sahabat saya itu. Malam hari baru saya berani membuka amplop tersebut. Betapa terkejutnya saya melihat angka rupiah yang tercantum di selembar cek di dalam amplop itu. Jumlahnya sama persis dengan biaya operasi kakak saya! Tidak kurang dan tidak lebih satu sen pun. Sama persis!

Mata saya berkaca-kaca. TUHAN, Engkau memang luar biasa. Engkau Maha Besar. Dengan cara-MU Engkau menyelesaikan persoalanku. Bahkan dengan cara yang tidak terduga sekalipun. Cara yang sungguh ajaib!

Esoknya cek tersebut saya serahkan langsung ke rumah sakit. Setelah operasi, saya ceritakan kejadian tersebut kepada kakak saya. Dia hanya bisa menangis dan memuji kebesaran Tuhan. Tidak cukup sampai di situ. Tuhan rupanya masih ingin menunjukkan kembali kebesaran-Nya. Tanpa sepengetahuan saya, Surya Paloh, pemilik harian Media Indonesia tempat saya bekerja, suatu malam datang menengok kakak saya di rumah sakit. Padahal selama ini saya tidak pernah bercerita soal kakak saya. Saya baru tahu kehadiran Surya Paloh dari cerita kakak saya esok harinya. Dalam kunjungannya ke rumah sakit malam itu, Surya Paloh juga memutuskan semua biaya perawatan kakak saya, berapa pun dan sampai kapan pun, akan dia tanggung. TUHAN Maha Besar!


Tuhan YESUS mengasihi Anda..




Sent from my iPad

Rahasia hidup sukses

Rahasia Untuk Hidup Yang Selalu Berhasil
November 5th, 2012 by Riva Sinjal, pelitahidup.com

"Berbahagialah orang yang tidak berjalan menurut nasihat orang fasik, yang tidak berdiri di jalan orang berdosa, dan yang tidak duduk dalam kumpulan pencemooh, tetapi yang kesukaannya ialah Taurat TUHAN, dan yang merenungkan Taurat itu siang dan malam.
Ia seperti pohon, yang ditanam di tepi aliran air, yang menghasilkan buahnya pada musimnya, dan yang tidak layu daunnya; apa saja yang diperbuatnya berhasil." Mazmur 1:1-3
Kita dapat melihat perbedaan yang jelas keadaan pohon-pohon dan segala macam tumbuhan maupun tanaman pada saat musim hujan dan musim kemarau. Hampir semua pohon akan tumbuh dengan suburnya pada saat musim hujan, karena mereka mendapatkan suplai air yang cukup bahkan berlebih.
Rumput-rumput akan tumbuh dengan lebatnya sehingga kita dapat melihat hamparan padang rumput yang begitu hijaunya. Para petani akan senang sekali karena mereka dapat mengairi sawahnya atau kebunnya, sehingga tanaman mereka dapat tumbuh dengan subur dan dapat memberikan hasil panen yang baik pada waktunya.
Berbeda sekali jika musim berubah menjadi musim kemarau. Kita akan melihat kekeringan terjadi di sekeliling kita. Segala macam jenis tanaman maupun tumbuhan akan mengering karena kekurangan air. Padang rumput akan berubah warnanya menjadi kekuningan karena rumput-rumput yang mengering.
Jika terjadi musim kemarau yang berkepanjangan, maka akan ada banyak tanaman yang mati kekeringan sehingga tidak sedikit petani yang mengalami gagal panen. Banyak pohon akan menjadi layu dan mati karena kekurangan air. Oleh karena itu para petani akan berusaha semaksimal mungkin agar tanamannya dapat tetap memperoleh suplai air yang cukup, sehingga mereka dapat mempertahankan kelangsungan hidup tanaman mereka.
Kehidupan rohani pengikut Kristus serupa dengan apa yang terjadi di atas. Kehidupan kita ibarat sebuah pohon yang membutuhkan suplai air agar tetap hidup dan bertumbuh dengan subur.
Bagaimana agar kehidupan rohani kita dapat tetap mendapat suplai air yang cukup, sehingga menjadikan hidup kita selalu berhasil?
1. Memiliki Kehidupan Yang Sesuai Dengan Firman Tuhan
"Berbahagialah orang yang tidak berjalan menurut nasihat orang fasik, yang tidak berdiri di jalan orang berdosa, dan yang tidak duduk dalam kumpulan pencemooh…"
Menjadi pengikut Kristus berarti bahwa kita tidak lagi melakukan hal-hal yang duniawi dan bertentangan dengan Firman Tuhan. Kita tidak lagi berbohong dan mencari keuntungan diri sendiri. Kita tidak lagi berkompromi dengan dosa. Dan bahkan kita membenci dosa oleh karena kita telah menjadi manusia yang baru.
Jauhkan diri kita dari kebiasaan-kebiasaan lama yang bertentangan dengan Firman Tuhan. Ingatlah bahwa pergaulan buruk maupun lingkungan yang buruk akan merusak kehidupan kita. Firman Tuhan mengajarkan kita untuk tidak hidup dan bergaul dalam lingkungan seperti itu.
Sebaliknya, pergaulan yang positif dan lingkungan yang baik akan membuat hidup kita menjadi positif dan baik juga. Hiduplah sesuai dengan Firman Tuhan.
.
2. Memiliki Kesukaan Akan Firman Tuhan
"…yang kesukaannya ialah Taurat TUHAN"
Menjadikan Firman Tuhan sebagai kesukaan akan membuat kehidupan kita senantiasa hidup dialiri oleh air-air hidup dari Tuhan.
Hal ini harus dibangun secara kontinu. Membaca Firman Tuhan setiap hari akan membiasakan diri kita untuk menjadi suka kepada FirmanNya. Kebiasaan akan muncul jika kita melakukan sesuatu secara berulang-ulang setiap hari dalam periode waktu tertentu.
Biasakanlah diri kita untuk membaca sebagian ayat dari Firman Tuhan setiap hari. Awalnya mungkin terasa berat dan bahkan kita tidak mengerti apa yang dimaksud dari ayat tersebut. Tetaplah lakukan, dan baca FirmanNya setiap hari. Berdoa kepada Tuhan agar diberi pengertian pada setiap ayat yang kita baca. Dengan demikian kita membangun kesukaan akan Firman Tuhan dalam hidup kita.
3. Menjadikan Firman Tuhan Sebagai Rhema
"…yang merenungkan Taurat itu siang dan malam"
*courtesy of PelitaHidup.com
Tidak hanya menyukai Firman Tuhan, tetapi menjadikannya rhema bagi hidup kita. Rhema adalah suatu pengertian dimana mata rohani kita menjadi terbuka.
Ketika kita mendapatkan rhema dari Firman Tuhan, kita akan mengalami keadaan dimana kita merasa telah dibukakan suatu pengertian yang baru. Keadaan itu juga akan memberikan kekuatan dan membangkitkan spirit/motivasi hidup kita.
Biarlah kita senantiasa merenungkan Firman Tuhan, sehingga FirmanNya dapat benar-benar hidup di dalam kita dan senantiasa memberikan pengertian dan kekuatan baru. Dimanapun dan kapanpun kita berada, FirmanNya akan menuntun hidup kita dan membawa kita kepada keberhasilan.
.
Tiga langkah di atas akan menjadikan hidup kita senantiasa dialiri air hidup dari Tuhan, ibarat pohon yang ditanam di tepi aliran air. Pohon tersebut akan tumbuh dengan subur dan tidak akan layu pada musim kering, karena selalu mendapatkan air yang cukup. Dan pada waktunya akan mengeluarkan buah yang dapat dinikmati.
Hiduplah sesuai dengan Firman Tuhan, bangunlah kesukaan akan Firman Tuhan dan renungkan FirmanNya sehingga menjadi rhema dalam hidup kita. Maka kita akan melihat hidup kita yang senantiasa diberkati oleh Tuhan, apa saja yang kita perbuat pasti berhasil. Haleluya!
.
"Terpujilah TUHAN yang memberikan tempat perhentian kepada umat-Nya Israel tepat seperti yang difirmankan-Nya; dari segala yang baik, yang telah dijanjikan-Nya dengan perantaraan Musa, hamba-Nya, tidak ada satupun yang tidak dipenuhi.
*courtesy of PelitaHidup.com
Kiranya TUHAN, Allah kita, menyertai kita sebagaimana Ia telah menyertai nenek moyang kita, janganlah Ia meninggalkan kita dan janganlah Ia membuangkan kita,
tetapi hendaklah dicondongkan-Nya hati kita kepada-Nya untuk hidup menurut segala jalan yang ditunjukkan-Nya, dan untuk tetap mengikuti segala perintah-Nya dan ketetapan-Nya dan peraturan-Nya yang telah diperintahkan-Nya kepada nenek moyang kita.
Hendaklah perkataan yang telah kupohonkan tadi di hadapan TUHAN, dekat pada TUHAN, Allah kita, siang dan malam, supaya Ia memberikan keadilan kepada hamba-Nya dan kepada umat-Nya Israel menurut yang perlu pada setiap hari,
supaya segala bangsa di bumi tahu, bahwa Tuhanlah Allah, dan tidak ada yang lain,
dan hendaklah kamu berpaut kepada TUHAN, Allah kita, dengan sepenuh hatimu dan dengan hidup menurut segala ketetapan-Nya dan dengan tetap mengikuti segala perintah-Nya seperti pada hari ini." 1 Raja-raja 8:56-61

kerja terus

Kerja Terus, Terus Kerja

Penulis : Saumiman Saud

Kerja terus dan terus kerja, kapan berhentinya? Suatu pertanyaan yang selalu terngiang ditelinga kita bukan? Ada orang bilang ia harus kerja sampai tua kalau tidak sia-sia hidupnya, sebaliknya ada yang bilang kalau kerja terus sampai tua juga sia-sia, kapan santainya?. Ada lagi orang yang bekerja pagi, siang, sore dan malam, dan istirahatnya kalau sudah jatuh sakit, dan ada yang lebih ekstrem lagi biarlah kerja terus dan terus kerja sampai mati, yang penting banyak uang masuk, jadi uang dicari terus, namun tidak pernah memakainya.

Kita juga sering mendengar orang mengatakan bahwa "Waktu adalah uang", namun Jack Collins dalam bukunya Work Smarter Not Harder tidak setuju dengan prinsip ini. Menurut beliau, pada kenyataannya justru "Kerja adalah sama dengan uang", bila anda berpendapat bahwa waktu adalah uang cobalah berhenti bekerja, dan periksalah berapa banyak uang yang datang dengan sendirinya. Dengan kata lain "kerja" itu sangat penting, sehingga tidak heran ada orang yang sampai setengah mati kerja hanya untuk sesuap nasi, itu tidak salah, ketimbang ia tidak mau kerja tetapi tetap perlu sesuap nasi.

Di dalam dunia yang penuh persaingan bisnis ini, masing-masing orang diperhadapkan dengan berbagai perlombaan, untuk menciptakan prestasi dan prestise yang paling tinggi. Semua orang ingin sukses, semua orang ingin berhasil, tidak ada yang bercita-cita untuk gagal, dan bukan hanya itu bila perlu apabila saya berhasil maka engkau yang harus gagal, sebab engkau akan menjadi saingan bila engkau juga berhasil. Zaman sekarang ini, kalau orang bekerja selama dua belas sampai lima belas jam sehari bukan merupakan barang aneh lagi. Sebaliknya hal ini malah telah menjadi seperti suatu "keharusan". Bahkan sisa pekerjaan dari kantor di bawa pulang ke rumah sebagai bahan lembur.

Istilah "Cukup" dan "Puas" seakan-akan tidak berlaku lagi. Jadi yang muncul dalam benak masing-masing orang yakni bersaing, bersaing, dan bersaing terus. Jika kita tidak mau kerjakan pekerjaan ini orang lain mau. Jika kita tidak terima pekerjaan itu, orang lain menerima. Jika kita minta harga yang lebih mahal, orang lain berani memberikan harga yang lebih murah! Jika kita berani terima pekerjaan itu dengan untung yang minimal, orang lain berani menerimanya dengan tidak untung sesenpun atau rugi, yang penting pekerjaan itu harus menjadi miliknya. Inilah hal-hal umum yang sedang terjadi di kalangan dunia bisnis. Mereka menganggap bahwa tujuan utama bekerja adalah mencari uang dan kekayaan, namun lain dengan konsep Alkitab, Allah mengajar kita bekerja untuk Allah.

Bekerja bagi Allah merupakan suatu kegiatan kita untuk memenuhi Amanat dan tujuan hidup Sorgawi. Bekerja merupakan suatu pelayanan sekaligus merupakan ibadah. Tuhan Yesus mengatakan "Marilah kepada-Ku, semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberikan kelegaan kepadamu. Pikullah kuk yang Kupasang dan belajarlah pada-Ku, karena Aku lemah-lembut dan rendah hati dan jiwamu akan mendapat ketenangan. sebab kuk yang Kupasang itu enak dan beban-Ku pun ringan (Mat 11:28-30)". "Kelegaan" yang dilukiskan oleh Tuhan Yesus di sini adalah kelegaan atau ketenangan roh kita, suatu kelegaan atau kepercayaan kepada janji-janji dan persediaan Allah untuk berbagai kebutuhan kita yang paling dalam, paling pribadi, dan paling didambakan . Ini berarti bahwa waktu bersenang dan bersantai, kebebasan dari bekerja; sesungguhnya dimulai di pekerjaan. Semua ini akan terjadi tatkala kita berhenti mengandalkan pekerjaan kita dan mulai mempercayakan Tuhan Yesus untuk menyediakan berbagai kebutuhan kita.

Sebuah kisah yang benar-benar terjadi, pada suatu hari di penghujung tahun 1969, di dalam sebuah perpustakaan penelitian dari Universitas California di Berkeley, seorang pemuda tiba-tiba mengamuk. Ia masuk perpustakaan sambil berteriak histeris kepada rekan-rekan mahasiswa yang terheran-heran, ":STOP!,STOP! Anda sudah mulai mendahului saya!" Pemuda ini kemudian ditangkap, tetapi kejahatan apakah sebenarnya yang telah dilakukannya? Tidak ada. Ia hanya stress!! "Orang lain sudah mulai mendahului saya" katanya.

Sementara anda mulai bekerja, orang lain berolah-raga, mereka telah mendahului anda. Sementara orang lain dipromosikan naik pangkat, mereka telah mendahului anda. Sementara orang lain membaca buku yang anda belum baca, orang itu telah mendahului anda. Sementara tetangga baru membeli mobil mewah, orang itu telah mendahului anda.

Sementara banyak sementara yang orang lain telah mendahului anda.

Jadi tidak pernah ada rasa puas dan ini cenderung menjadikan pekerjaan kita sebagai berhala. Kita begitu diikat, seakan-akan kalau tanggal merah saya tutup toko, orang lain sudah mendahului anda. Berapa banyak orang yang terjebak dalam kasus ini? Apalagi kalau hari minggu tutup toko, langganan semuanya bisa lari, lalu anda tetap membuka toko sehingga tidak ada waktu datang ke gereja. Kita sering mendengar ada orang dengan bangga bercerita kepada temannya, bahwa sudah bertahun-tahun ia tidak pernah mengambil cuti. Atau mereka begitu sibuk sehingga waktu untuk istirahat sehari sajapun tidak ada. Lalu teman-temannya mulai mumuji dia, wah hebat; ini dia yang paling giat. Sementara yang lain menasihati dia, kerja tidak usah dipaksa, ia merasa ini suatu kebanggaan. Sebab ia bisa bekerja "mati-matian".

Saya bersyukur sebagai hamba Tuhan di gereja sudah disediakan waktu sebulan untuk cuti, dan tahun ini setiap hamba Tuhan di gereja diharuskan mengambil cuti tersebut. Namun sayang, bagi saya cuti itu berarti menghabiskan dana, mungkin suatu saat gereja juga memikirkan kompensi cuti buat hamba Tuhannya. Saya mengajak kita mengubah konsep bahwa cuti jangan diartikan dengan malas bekerja. Tetapi istirahat untuk memperbaharui semangat.

Memang, dalam waktu yang singkat sumber utama identitas orang Kristen adalah dilihat dari pekerjaannya. Biasanya sesudah kita berkenalan dengan seseorang dengan menyebut nama, kita biasanya menjelaskan apa pekerjaan kita. Baru-baru ini saya sempat berkenalan dengan tetangga yang ada di seberang rumah (kebetulan masih kampung), lalu saya tanya "Mas, apa kerja anda? dengan malu dan suara yang agak kecil hampir tidak kedengaran oleh telinga ia menjawab "Cleaning service di sebuah klinik". Ia agak sungkan menyebut pekerjaannya, coba bandingkan dengan orang yang mempunyai jabatan yang tinggi misalnya direktur atau pimpinan perusahaan, biasanya dengan bangga dan suara yang agak keras ia menyebutkan pekerjaannya.

Selain itu ada semboyan yang berbunyi "Kita belum melayani Tuhan benar-benar bila kita tidak berjuang mati-matian." Dengan letih tetapi bangga kita cenderung untuk berjuang habis-habisan daripada diam berkarat. Padahal menurut saya kedua-duanya sama tak masuk akal. Kerja bagi orang percaya identik dengan pelayanan. Masalahnya adalah bagaimana konsep kita terhadap pekerjaan itu? Apa tujuan utama kita bekerja? Menjadi kayakah atau ada yang lain?

Saya pikir orang kristen harus mempunyai konsep yang benar dahulu tentang pekerjaan itu, bukan sekadar untuk mencari kekayaan. Berbahaya sekali apabila kita mempunyai konsep yang keliru ini, kita boleh menghalalkan segala pekerjaan, yang penting kaya. Namun kalau tujuannya merupakan pelayanan itu lain soal, itu berarti segala pekerjaan yang kita lakukan haruslah yang sesuai dengan kehendak Tuhan.

Menurut Markus 6:30-34, Yesus dengan sengaja mencari kelegaan sesudah letih melayani orang lain. Ia juga menganjurkan kepada murid-murid-Nya melakukan hal yang sama. Kehidupan Yesus sungguh seimbang, Ia melaksanakan semua tugas yang dipercayakan Allah Bapa kepada-Nya dengan sempurna. Bila begini cara Yesus hidup, maka dengan sendirinya kita perlu teladani. Seandainya hari ini anda sudah terlanjur membentuk kebiasaan bekerja yang kelewat batas tanpa istirahat, maka mungkin akan "sangat sulit" bagi anda untuk merubahnya. Tetapi, ingatlah bahwa "sangat sulit" bukan berarti tidak bisa atau mustahil!! Tetapi "sangat sulit" itu berarti bisa berubah, asalkan kita mau mencobanya.

Ada dua cara untuk memanfaatkan waktu yang senggang tatkala kita sudah berlelah kerja selama ini :

  1. Berhentilah menjejali pikiran dengan seluk-beluk kehidupan yang tiada habis-habisnya ini, soalnya memang tidak pernah habis.
    Juruselamat kita Yesus Kristus dengan tegas mengatakan bahwa kita tidak dapat melayani Allah dan manusia pada saat yang sama. Tetapi betapa kerasnya kita berusaha untuk mengatasi ini! Perkataan Tuhan Yesus di dalam Matius 6 dapat kita simpulkan menjadi : "Jangan memaksa diri melakukan apa yang hanya dapat ditangani oleh Allah." Setiap pagi anda harus dengan sengaja memutuskan untuk tidak membiarkan rasa kuatir, rasa takut, rasa cemas, rasa was-was yang senantiasa menyita waktu anda dan merampas saat santai anda. Buang semua itu, untuk memulai pelayanan kita hari ini. Sebagai orang Kristen tentunya kita membuka setiap hari dengan saat teduh dan membaca Alkitab, sehingga sejak pagi hari saja kita mengisi diri kita dengan firman Tuhan.

·  Mulailah mengambil waktu untuk bersantai, karena waktu yang disediakan saat senggang adalah untuk santai.
Sesudah menciptakan dunia, Allah beristirahat, nah kita sekarang diperintahkan untuk meniru-Nya. Lihat Efesus 5:1 "Sebab itu jadilah penurut-penurut Allah, seperti anak-anak yang kekasih" Bahasa Yunani dari "Jadilah penurut-penurut" diterjemahkan dari "mimeomai", melalui kata ini nantinya muncul istilah "Mimik atau meniru". Kata jadilah "penurut-penurut ini muncul dalam bentuk "terus-menerus" dan memberi kesan kebiasaan tetap atau artinya selama-lamanya harus menurut. Jadi kesimpulannya kita harus menjadi penurut-penurut Allah secara terus-menerus; termasuk di dalam mengambil waktu senggang ini,agar supaya istirahat bisa hadir di dalam kehidupan kita. Tempatkanlah Yesus Kristus di pusat kehidupan kita, Ia harus berada di tempat yang seharusnya sebelum kita dapat mengharapkan dunia kita berputar mulus.

Pada suatu malam seorang bapak yang kecapaian setelah membanting tulang seharian berjalan terseok-seok ke rumahnya. Ia baru melewatkan hari yang penuh dengan tekanan, desakan dan tuntutan di tempat kerjanya. Ia sangat mendambakan saat rileks dan penuh ketenangan. Dengan letih ia mengambil surat kabar dan berjalan menuju kamar belajar. Baru saja ia membuka sepatu, tiba-tiba anak lelakinya yang baru berusia lima tahun melompat ke atas pangkuannya. Wajahnya berbinar-binar dengan riang. "Hai, Pa.............yuk kita main!"

Bapak ini sangat mengasihi anaknya, tetapi kebutuhan akan sedikit waktu untuk diri sendiri saat itu lebih besar daripada untuk bermain dengan si kecil. Tetapi bagaimana caranya mengatur hal ini? Ketika itu surat kabar sedang memuat berita hangat mengenai satelit bulan dan gambar yang besar planet bumi. Sang ayah mendapat ide lalu menyuruh anaknya mengambil gunting dan transparent tape. Dengan cepat digunting-guntingnya gambar bumi tadi dalam bentuk yang tidak beraturan lalu memberikan tumpukan teka-teki gambar itu kepada sang anak. "Coba kau sambung-sambung kembali potongan ini. Setelah selesai kamu boleh kembali, lalu kita bermain bersama-sama, Okey"

Dengan segera anak itu berlari ke kamarnya sementara si ayah menarik nafas lega. Tetapi kurang dari sepuluh menit kemudian si anak sudah muncul membawa gambar yang sudah selesai direkat dengan sempurna. Dengan terheran-heran ayahnya bertanya: Bagaimana caranya kau melakukannya dengan begitu cepat nak?" "Ah gampang ayah, di balik gambar ini kan ada gambar orang. Bila orang itu dipersatukan, bumi juga akan bersatu."

Demikianlah halnya hidup ini bila kita menempatkan manusia dengan benar, akan terjadi hal-hal yang mengherankan dengan dunia kita ini; terutama dengan diri kita sendiri. Saya menjamin bahwa pada analisa akhir atas hidup anda yaitu pada saat anda berhenti dan menoleh pada cara anda menghabiskan waktu, maka penggunaan waktu senggang akan jauh lebih penting daripada untuk membanting tulang. Jangan menunggu sampai penyakit sudah datang, baru menikmati hidup ini. Jangan tunggu sampai sudah tinggal sisa hidup kita baru sungguh-sungguh menikmati waktu senggang. Saya hendak mengutip apa yang dikatakan salah seorang pendeta di Surabaya. Beliau mengatakan sewaktu muda orang-orang bekerja mati-matian menjual tenaga (kesehatan), lalu setelah uangnya banyak, masa tuanya penuh penyakit, dan saat itulah orang berusaha mati-matian untuk membeli lagi kesehatan. Jadi sepertinya sia-sia bukan?

Orang Kristen yang bertanggung jawab untuk bekerja, tentunya juga ia akan memilih pekerjaan yang baik dihadapan Tuhan dan manusia. Kekristenan tidak mengajar kita menjadi penganggur, sebab Allah kita bukan "penganggur", tetapi Allah kita justru Allah yang bekerja sepanjang sejarah dengan karya ciptaan-Nya sungguh ajaib. Kerja bukan dosa, asalkan kita mengerjakan segala sesuatu yang berkenan dihadapan Allah. Jikalau pandangan kita semua tentang pekerjaan sudah mengarah ke arah pelayanan bagi Tuhan, maka apapun profesi atau kerja kita asalkan tidak bertentangan dengan Tuhan; maka lakukanlah dengan penuh tanggung-jawab, dengan demikian tidak ada yang merasa malu dengan pekerjaannya; sebab semuanya ditujukan untuk kemuliaan nama Tuhan, bukan untuk diri sendiri lagi.

Memang di dalam dunia realita ini orang-orang bekerja sesuai dengan tingkat pendidikan yang ada, tidak mungkin orang yang buta huruf lalu bekerja sebagai manager atau direktur, kecuali perusahaannya itu warisan orang tua. Saya tidak mengatakan orang yang buta huruf atau yang miskin akan gagal terus, tetapi asalkan ia rajin dan giat; banyak sekali contoh konkret yang sudah sering kita lihat; mereka yang seperti ini tidak sedikit yang akhirnya menjadi konglomerat.

Prinsip utamanya sebagai orang kristen tentunya "kerja dengan penuh takut kepada Tuhan". Kerja itu penting; namun istirahat itu juga penting. Marilah kita ambil jalan tengah yakni mementingkan kedua-duanya, dengan demikian maka tidak ada alasan lagi bahwa pekerjaan kita menghalangi kita melayani Tuhan. Saya mengerti sekali bagi anda yang hidup di Amerika ini, rasanya setiap hari itu penuh dengan pekerjaan. Yang di computer, hari-hari penuh dnegan projek dan deadline. Suami dan isteri harus kerja, apalagi ada beban membayar uang cicilan rumah, semakin tertekan untuk bekerja mati-matian. Saya juga mengerti kalau anda ada yang bekerja harus berdiri selama 8 jam, kalau masih kuat tambah lagi pekerjaan lain yang 8 jam lagi, jadi di dalam satu hari anda berjuang 16 jam. Kemudian sesudah pulang ke rumah harus lagi mengurus pekerjaan yang di rumah, dari mulai bersih-bersih rumah sampai cuci pakaian, belum lagi mengurus anak-anak. Saya tidak tahu anda istirahatnya berapa lama?

Nah kalau hal ini berjalan terus-menerus, timbul pertanyaan pula, uang yang anda cari itu untuk apa? Untuk membayar dokter pada waktu anda sakit? Sekali lagi, kerja itu penting, kesehatan itu juga penting, mari jaga keseimbangannya.

 

potensi

Langkah Potensi Hidup

Langkah ke 1
Langkah pertama untuk mencapai potensi hidup kita yang maksimal adalah PERLUASLAH WAWASAN kita. Kita harus mampu memandang kehidupan ini dengan mata iman. Kita harus memiliki gambaran mental yang jelas tentang apa yang akan kita raih. Gambaran ini harus menjadi bagian dari dirimu, didalam benak kita, dalam percakapanmu, meresap ke pikiran alam bawah sadar kita, dalam perbuatan kita dan dalam setiap aspek kehidupan kita. (Yohanes 10:10)

Langkah ke 2
Langkah kedua untuk mencapai POTENSI hidup kita yang maksimal adalah MENGEMBANGKAN gambar diri yang sehat. Itu aartinya kita harus melandasi gambar diri kita diatas apa yang TUHAN katakana tentang kita. Keberhasilan kita meraih tujuan, sangat tergantung pada bagaimana kita memandang diri kita sendiri; sebab hal itu menentukan TINGKAT KEPERCAYAAN diri kita dalam bertindak. Fakta menyatakan bahwa, kita tidak akan pernah melesat lebih tinggi dari apa yang kita bayangkan mengenai diri kita sendiri. (Mazmur 139:14-16)

Langkah ke 3
Langkah ketiga untuk mencapai potensi hidup yang maksimal adalah temukan kekuatan dibalik pikiran dan perkataan kita. Target utama serangan musuh adalah pikiran kita. Ia tahu sekiranya ia berhasil MENGENDALIKAN & MEMANIPULASI seluruh kehidupan kita. Sungguh, pikiran menentukan perilaku, sikap dan gambar diri. Pikiran menentukan tujuan. Itulah sebabnya Alkitab memperingatkan kita untuk senantiasa menjaga pikiran. (Ibrani 3:1)

 

bermanfaat bg org lain

Losing Is Winning - In So Many Ways

(Kehilangan sama dengan Mendapatkan - "dalam banyak cara...")

Suatu hari seorang bapak tua hendak menumpang bus. Pada saat ia menginjakkan kakinya ke tangga, salah satu sepatunya terlepas dan jatuh ke jalan. Lalu pintu tertutup dan bus mulai bergerak, sehingga ia tidak bisa memungut sepatu yang terlepas tadi. Lalu si bapak tua itu dengan tenang melepas sepatunya yang sebelah dan melemparkannya keluar jendela. Seorang pemuda yang duduk dalam bus melihat kejadian itu, dan bertanya kepada si bapak tua, "Aku memperhatikan apa yang Anda lakukan Pak. Mengapa Anda melempakan sepatu Anda yang sebelah juga ?" Si bapak tua menjawab, "Supaya siapapun yang menemukan sepatuku bisa memanfaatkannya."

Si bapak tua dalam cerita di atas memahami filosofi dasar dalam hidup - jangan mempertahankan sesuatu hanya karena kamu ingin memilikinya atau karena kamu tidak ingin orang lain memilikinya.

Kita kehilangan banyak hal di sepanjang masa hidup. Kehilangan tersebut pada awalnya tampak seperti tidak adil dan merisaukan, tapi itu terjadi supaya ada perubahan positif yang terjadi dalam hidup kita.

Kalimat di atas tidak dapat diartikan kita hanya boleh kehilangan hal-hal jelek saja. Kadang, kita juga kehilangan hal baik. Ini semua dapat diartikan: supaya kita bisa menjadi dewasa secara emosional dan spiritual, pertukaran antara kehilangan sesuatu dan mendapatkan sesuatu haruslah terjadi.

Seperti si bapak tua dalam cerita, kita harus belajar untuk melepaskan sesuatu. Tuhan sudah menentukan bahwa memang itulah saatnya si bapak tua kehilangan sepatunya. Mungkin saja peristiwa itu terjadi supaya si bapak tua nantinya bisa mendapatkan sepasang sepatu yang lebih baik.

" Satu sepatu hilang. Dan sepatu yang tinggal sebelah tidak akan banyak bernilai bagi si bapak. Tapi dengan melemparkannya ke luar jendela, sepatu itu akan menjadi hadiah yang berharga bagi gelandangan yang membutuhkan. "

Berkeras mempertahankannya tidak membuat kita atau dunia menjadi lebih baik. Kita semua harus memutuskan kapan suatu hal atau seseorang masuk dalam hidup kita, atau kapan saatnya kita lebih baik bersama yang lain. Pada saatnya, kita harus mengumpulkan keberanian untuk melepaskannya. " Semoga kita menjadi orang yg bijak "

 

senang dg materi

Mematahkan Belenggu Materialisme

Oleh: Sunanto

Saat ini kita hidup dalam sebuah jaman yang sangat bersifat
konsumtif dan materialistis. Ketika saya masih kecil dulu, pusat
perbelanjaan (Mal) yang saat ini menjamur dimana-mana masih sangat
jarang sekali. Tanpa disadari banyak orang kristen yang terjebak
dengan gaya hidup yang konsumtif dan materialistik ini. Memiliki
kelimpahan bukanlah hal yang buruk tetapi dikendalikan oleh kelimpahan
merupakan sebuah bentuk penyembahan berhala (keserakahan). Tuhan tidak
melarang kita untuk memiliki kelimpahan tetapi Ia tidak ingin kita
menjadi orang yang sengsara oleh karena keserakahan.

Ketika berada di Calcutta, Miller diperingatkan untuk tidak memuji
barang-barang yang ada dia lihat di rumah-rumah yang dia kunjungi
sebab saudara-saudara seiman disana akan memberikan barang-barang
tersebut kepada orang yang memujinya. Kelimpahan materi tidaklah dapat
menjamin kebahagiaan seseorang malahan justru bisa membuat hidup orang
tersebut semakin menderita. Sikap hidup yang senantiasa mengucap
syukur dan berserah total kepada Tuhan merupakan kunci untuk menuju
hidup yang bahagia. Bila kita tahan uji dalam kesesakan padang gurun
ini maka segala keserakahan akan lenyap. Baru setelah itu kita siap
untuk menerima warisan yang telah disediakan oleh Bapa kita.

Tujuan utama Tuhan memberkati hidup kita bukan untuk kenikmatan
pribadi kita sendiri melainkan agar kita bisa memberkati orang lain.
gaya hidup yang bersifat konsumtif dan materialistis. Ingatlah bahwa
hidup kita ini bukan milik kita lagi sebab kita telah dibeli dan
harganya telah lunas dibayar (I Kor 6:20). Marilah kita
mempersembahkan diri kita secara total kepadaNya dan hidup hanya untuk
menyenangkanNya !

 

membongkar kesenangan

Sebuah Pelajaran Berharga dari Peristiwa Sederhana

Oleh: Adonia Gita Alfioni

Tanggal 23 Oktober lalu, saya mendapat tugas dari tante saya untuk mengantar adik sepupu ke placement test di sebuah lembaga yang terkemuka di Solo. Sebenarnya, saya mendapat tawaran lain yang lebih menyenangkan untuk saya kerjakan. Tetapi karena saya sudah berjanji, saya tetap harus mengantar adik saya yang blasteran Solo -– Papua itu (selingan). Jam setengah sembilan saya berangkat menuju lembaga itu dengan bekal dari mana–mana. Karena hari in kedua Om saya yang kembar ulang tahun, kami mendapat uang untuk jajan di luar dengan jumlah yang lumayan besar. Puji Tuhan.

Di akhir perjalanan, saya merasa ada sesuatu yang tidak enak dengan motor saya. Kemudian saya bertanya pada adik sepupu saya.

"Div, motornya kok tidak enak yaa... kamu ngerasa nggak?"

Adik sepupu saya menjawab dia tidak merasakan apa-apa. Setelah sampai di lembaga itu dan adik saya menuju ruang placement test, saya mengecek kembali motor saya. Ternyata ban (roda) belakang saya bocor. Biasanya kalau tahu motor saya bocor, saya akan sangat panik dan heboh. Tetapi entah mengapa saat itu saya sangat tenang, bahkan saya bisa bersyukur pada Tuhan. Puji Tuhan saya sudah sampai tempat tujuan, jadi adik saya tidak akan terlambat placement test.

Kemudian saya menelpon dan mengirim sms ke teman–teman saya yang bertempat tinggal di dekat daerah itu. Karena saya punya cukup banyak teman, saya tidak terlalu kesulitan untuk mencari informasi tambal ban. Ternyata di dekat lembaga itu ada tambal ban. Langsung saya ke sana dan menunggu ban belakang motor saya ditambal.

Rencana awal saya sebenarnya, sambil menunggu adik sepupu saya placement test saya akan pergi ke rumah teman SMA saya. Niatnya ingin bercerita banyak sama teman saya, eh, malah jadinya saya yang dicurhatin sama Bapak Tukang Tambal Ban :D. Tapi tidak jadi masalah, saya bersyukur bisa ngobrol dengan Bapak itu. Selain tambah pengalaman juga tambah wawasan tentang motor.

Saat si Bapak ini memperbaiki ban, saya memperhatikan dengan seksama. Dan berpikir, padahal ban luarnya kelihatan baik–baik saja, tidak ada cacat sedikit pun, tapi ban bagian dalamnya bisa berlubang. Betapa parahnya keadaan ban motor saya. Si Bapak Tambal Ban itu memperbaiki bagian dalam ban motor saya. Entah mengapa, pada saat itu saya berpikir, menganalisa, dan menghubungkan hal ini dengan keadaan hati manusia.

Pertama saya mengetahui bahwa ban saya bocor, dan saya bilang kepada si Bapak Tukang Tambal Ban ini kalau ban saya bocor, saya menyerahkan perbaikan ban saya itu kepada Bapak Tukang Tambal Ban. Seperti ban bocor yang membuat motor tidak dapat berjalan dengan baik, begitu juga dengan manusia, hati manusia yang bocor (mungkin karena dosa, kepahitan, dan lain–lain) membuat manusia tidak dapat bergerak dalam pertumbuhan rohaninya. Sehingga manusia perlu tahu apa penyebabnya dia tidak dapat berjalan baik dalam pertumbuhan kerohaniannya dengan meneliti hatinya, seperti saya meneliti ban motor saya. Kemudian dia juga harus mengakui di hadapan seorang Pribadi yang ahli di dalam permasalahan ini, yaitu Tuhan sendiri. Selain mengakui, manusia juga harus menyerahkan seluruhnya kebocoran ini pada Tuhan, bergantung penuh pada Tuhan dan percaya bahwa dia dapat memperbaiki dengan baik kebocoran itu.

Setelah Bapak Tambal Ban itu mengerti di mana letak kebocoran itu. Dia mulai memperbaiki ban itu. Dia menggosok dulu ban itu dengan sebuah penggaris besi, sehingga ban itu terkikis, dan menempel dengan potongan ban yang lain, dengan cara seperti membakar, tetapi sebenarnya tidak membakar. Mungkin api itu sengaja diciptakan oleh si Bapak Tukang Tambal Ban agar potongan ban yang lain menempel kuat dengan ban yang bocor itu.

Dalam perbaikan hati manusia, mungkin seolah Sang Ahli mengikis juga hati itu, sehingga juga akan menimbulkan rasa sakit bagi manusia. Juga mungkin, Tuhan membakar kesenangan–kesenangan manusia yang membuatnya tidak dapat bertumbuh dalam Tuhan. Tentu saja, ini sangat menyakitkan.

Saya pernah mengalami hal–hal ini, ketika Tuhan membakar semua kesenangan–kesenangan saya, dan seolah membuat saya meninggalkan zona nyaman saya. Saat itu saya berpikir, kenapa Tuhan seolah tidak membiarkan saya senang? Tetapi Dia terus menyakiti hati saya. Tapi kemudian saya mendapatkan jawaban setelah saya membaca suatu buku berjudul "Kedewasaan Rohani". Dalam buku ini, diceritakan bahwa Tuhan memperbolehkan anak-Nya mengalami kesulitan–kesulitan dan penderitaan–penderitaan untuk membentuk hati mereka, dan semua hal itu memang Tuhan lakukan untuk membuat mereka menjadi pribadi yang diinginkan Tuhan. Yah, sesuai dengan salah satu ayat terkenal selama ini bahwa semua yang Tuhan lakukan itu untuk kebaikan manusia sendiri.

Dalam proses perbaikan ini, manusia harus percaya penuh pada Tuhan dan melalui proses ini dengan taat dan setia, serta selalu memikirkan bahwa "rencana Tuhan itu baik, bahkan sangat baik, semua akan mendatangkan kebaikan."

Dan olala, ban yang sudah ditambal itu dapat membuat motor saya berjalan dengan baik lagi :D. Begitu juga manusia, ketika sudah merasakan ada suatu kebocoran segeralah datang kepada Sang Ahli dan injinkanlah Dia memperbaiki hatimu, sehingga kamu dapat kembali berjalan dalam kehidupan rohanimu.

Saya bersyukur bahwa dari peristiwa yang sangat sederhana dalam hidup saya Tuhan memberikan pelajaran berharga bagi saya. Apapun yang saya alami hari ini, esok dan seterusnya, saya tahu bahwa Engkau mengijinkan semua terjadi untuk membentuk saya. Amin.

Blog penulis: http://alfioniagita.blogspot.com/